VISI : “ TERWUJUDNYA GENERASI CERDAS, BERILMU, DAN BERAKHLAKUL KARIMAH”

MTs Negeri Tanjung Selor

Guru dan Staf

MTs Negeri Tanjung Selor

Upacara Hari Senin

MTs Negeri Tanjung Selor

Kunjungan Bupati Bulungan Pada Pekan Budaya Birau 2012 di Stand Pameran Jajaran Kemenag Kab. Bulungan

MTs Negeri Tanjung Selor

Jl. Kolonel Soetadji (Kompleks Masjid Agung Tanjung Selor

MTs Negeri Tanjung Selor

Masa Orientasi Siswa (MOS) Siswa baru angkatan 2009

MTs Negeri Tanjung Selor

Perpustakaan adalah gudang ilmu

MTs Negeri Tanjung Selor

Pelepasan Siswa Kelas 9 Alumni Tahun 2011

MTs Negeri Tanjung Selor

Prestasi Siswa Pementasan Tari

MTs Negeri Tanjung Selor

Kaligrafi di setiap ruang kelas

MTs Negeri Tanjung Selor

Masa Orientasi Siswa (MOS) Siswa angkatan 2010

MTs Negeri Tanjung Selor

Kunjungan (Monitoring) Irjen dari Jakarta tahun 2010

MTs Negeri Tanjung Selor

Karnafal Birau Bulungan 2010

MTs Negeri Tanjung Selor

Guru dan Siswa

MTs Negeri Tanjung Selor

Berpose sebelum mengikuti Ujian Nasional tahun 2010

MTs Negeri Tanjung Selor

Berpose sebelum mengikuti Ujian Nasional tahun 2010

MTs Negeri Tanjung Selor

Berpose di Hari Kartini bersama wali kelas

MTs Negeri Tanjung Selor

Hari Kartini di Madrasahku

MTs Negeri Tanjung Selor

Kegiatan Belajar

MTs Negeri Tanjung Selor

Senam Jum'at Pagi

Minggu, 23 Januari 2011

Cermin anak

Suatu ketika di sebuah sekolah, diadakan pementasan drama. Pentas drama yang meriah, dengan pemain yang semuanya siswa-siswi di sana. Setiap anak mendapat peran, dan memakai kostum sesuai dengan tokoh yang mereka perankan. Semua tampak serius, sebab Pak Guru akan memberikan hadiah kepada anak yang tampil terbaik dalam pentas.
Di depan panggung, semua orang tua murid ikut hadir dan menyemarakkan acara itu.
Lakon drama berjalan dengan sempurna. Semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai petani, lengkap dengan cangkul dan topinya, ada juga yang menjadi nelayan, dengan jala yang disampirkan di bahu. Du sudut sana, tampak pula seorang anak dengan raut muka ketus, sebab dia kebagian peran pak tua yang pemarah, sementara di sudut lain, terlihat anak dengan wajah sedih, layaknya pemurung yang selalu menangis. Tepuk tangan dari para orang tua dan guru kerap terdengan, di sisi kiri dan kanan panggung.
Tibalah kini akhir dari pementasan drama. Dan itu berarti, sudah saatnya Pak Guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak tampak berdebar dalam hati, berharap mereka terpilih menjadi pemain drama yang terbaik. Dalam komat-kamit mereka berdoa, supaya Pak Guru akan menyebutkan nama mereka, dan mengundang ke atas panggung untuk menerima hadiah. Para orang tua pun ikut berdoa, membayangkan anak mereka menjadi yang terbaik.
Para Guru telah menaiki panggung, dan tak lama kemudian ia menyebutkan sebuah nama. Ahha....ternyata, anak yang menjadi pak tua pemarah-lah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira. "Aku menang...", begitu ucapnya. Ia pun bergegas menuju panggung, diiringi kedua orangtuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi. Sang orang tua menatap sekeliling, menatap ke seluruh hadirin. Mereka bangga.
Pak Guru menyambut mereka. Sebelum menyerahkan hadiah, ia sedikit bertanya kepada sang"jagoan, "Nak, kamu memang hebat. Kamu pantas mendapatkannya. Peranmu sebagai seorang yang pemarah terlihat bagus sekali. Apa rahasianya ya, sehingga kamu bisa tampil sebaik ini? Kamu pasti rajin mengikuti latihan, tak heran jika kamu terpilih menjadi yang terbaik." tanya Pak Guru. "Coba kamu ceritakan kepada kami semua, apa yang bisa membuat kamu seperti ini..."
Sang anak menjawab, "Terima kasih atas hadiahnya Pak, dan sebenarnya saya harus berterima kasih kepada Ayah saya di rumah. Karena, dari Ayah lah saya belajar berteriak san menjadi pemarah. Kepada Ayah-lah saya meniru perilaku ini. Ayah sering berteriak kepada saya, maka bukan hal yang sulit untuk menjadi pemarah seperti Ayah."
Tampak sang Ayah yang mulai tercenung. Sang anak mulai melanjutkan,"...Ayah membesarkan saya dengan cara seperti ini, jadi peran ini, adalah peran yang mudah buat saya ...."
Senyap.Usai bibir anak itu terkatup, keadaan tambah senyap. Begitupun kedua orangtua sang anak di atas panggung, mereka tampak tertunduk. Jika sebelumnya mereka merasa bangga, kini keadaannya berubah. Seakan, mereka berdiri sebagai terdakwa, di muka pengadilan. Mereka belajar sesuatu hari itu. Ada yang perlu diluruskan dalam perilaku mereka.

Sabtu, 15 Januari 2011

Sahabat


(Shahabat wafat pada tahun 37 H. dalam usia 73 tahun)
Penuh Derita di Jalan Allah

Ia masuk Islam sebelum Rasulullah membina para shahabatnya di Darul Arqam. Ia orang ke enam yang masuk Islam.
Thariq bin Syihab menjelaskan bahwa suatu ketika serombongan shahabat Nabi SAW datang kepada Khobbaab, sambil berkata : "
Bergembiralah hai Abu Abdullah. Sambutlah ikhwan (saudara) mu besok!". Tiba-tiba ia menangis dan berkata, "Saya menangis bukan karena sedih, tetapi karena kalian telah menyebutkan suatu kaum yang kalian namakan/anggap sebagai saudara sendiri. Mereka telah berlalu dengan memperoleh ganjaran masing-masing. Aku khawatir kalau-kalau tidak akan tersisa amal (yang membuahkan pahala) setelah mereka." (maksudnya, para shahabat adalah orang-orang yang rajin beramal shaleh, sampai-sampai Khobbaab khwatir tidak ada lagi amal shalwh yang tersisa buatnya, wallahu a'lam).

Qais bin Abi Hazim berkata, "Kami datang menjenguk Khobbaab r.a. Pada perutnya terdapat 7 luka bakar. Ia berkata, 'Seandainya Rasulullah SAW tidak mencegah kita untuk mengharapkan kematian, pastilah aku akan mengharapkan kematian tersebut. Sudah lama sakit yang saya derita ini".
Setelah itu kami datang dan melaporkan kepada Rasulullah SAW. Ketika itu ia sedang berselimutkan dengan sorban. Kami berkata, 'Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta pertolongan kepada Allah?' Seketika itu wajah beliau memerah. Beliau berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian pernah ditangkap dan lalu kepalanya digergaji, sehingga terbelahlah badannya menjadi dua bagian'. Namun semua itu tidak membuat mereka berpaling dari dien (agama) ini.

"Sungguh, Allah akan menyempurnakan / memenangkan agama ini sehingga seorang yang bepergian antara Shan'a (Yaman) dan Hadharal Maut tidak takut sesuatupun kecuali kepada Allah, dan srigala yang bakal memakan dombanya." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Al-Ikrah).
Thariq bin Syihab menjelaskan bahwa Khobbaab r.a. merupakan salah seorang Muhajirin (yang berhijrah) pertama, dan termasuk orang yang disiksa karena (memperjuangkan agam) Allah SWT.
Riwayat dari Asy-Sya'bi mejelaskan, bahwa suatu saat Umar bin Al-Khattab r.a. bertanya kepada Khobbaab r.a. tentang pengalamannya melawan orang-orang Musyrik. Khobbaab menjawab, 'Wahai Amirul Mukminin, lihatlah punggungku ini.'

Umar berkata, 'Saya tidak pernah melihat seperti yang saya lihat hari ini'. Khobbaab r.a. berkata, 'Nyalakan api untukku yang tidak akan padam kecuali setelah tertindih punggungku.' (maksudnya untuk mengobati rasa sakitnya).
Beliau adalah shahabat yang pertama kali dikebumikan di Kufah.
(Disarikan dari Shifatu Ash-Shofwah, 1223-224)
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Kamis, 13 Januari 2011

Atap yang terpelihara


Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Alloh) yang ada padanya. (Surat al-Anbiya, 32)

Suatu fakta mengenai alam semesta yang dinyatakan dalam Alqur'an adalah bahwa langit dibuat sebanyak tujuh lapis. Dialah Alloh, yang menjadikan segala apa yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (Surat al-Baqarah, 29).

Kata "heaven", yang kerap muncul dalam Alqur'an, mengacu kepada "langit" di atas bumi sebagaimana langit di atas alam semesta. Pemberian makna pada kata ini, memperlihatkan bahwa langit di Atas bumi atau atmosfir terbangun atas tujuh lapisan.

Saat ini diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda, satu berada di atas yang lain. Selanjutnya, tepat seperti dinyatakan dalam Alqur'an, ia terdiri atas tujuh lapis. Dalam sebuah sumber ilmiah, hal tersebut digambarkan sebagai berikut:

Para ilmuan menemukan bahwa atmosfir terdiri atas beberapa lapis. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam hal ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan tipe gasnya. Lapisan atmosfir yang terdekat dengan bumi disebut Troposhere. Troposphere mengandung kira-kira 90% dari total massa atmosfir. Lapisan di atas troposphere disebut Stratosphere. Lapisan ozon adalah bagian dari stratosphere, tempat terjadinya penyerapan sinar uktra violet. Lapisan di atas stratosphere disebut Mesosphere. Thermosphere berada di atas mesosphere. Gas-gas yang terionisasi membentuk suatu lapisan dalam thermosphere yang disebut ionosphere. Bagian terluar atmosfir bumi mengembang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Exosphere.

Jika dihitung jumlah lapisan atmosfir itu benar terdiri atas tujuh lapis. Adalah sebuah keajaiban bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad 20, secara eksplisit dinyatakan oleh Al Qur'an 14 abad silam.

Atmosfir pun memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup. Ketika sejumlah meteor besar ataupun kecil mendekati bumi, atmosfir menahan sehingga tidak jatuh ke bumi dan membahayakan kehidupan. Atmosfir pun menyaring sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Alangkah menakjubkan, atmosfir membiarkan cahaya tidak berbahaya dan berguna saja, misalnya cahaya yang bisa terlihat, cahaya ultra violet dan gelombang radio, yang bisa melaluinya. Semua radiasi ini berguna bagi kehidupan. Atmosfir pun menjaga bumi dari kebekuan ruang angkasa, yaitu kira-kira minus 270 derajat celcius.

Tidak hanya atmosfir yang menjaga bumi dari efek berbahaya. Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang menyebabkan medan magnet di bumi, juga berlaku sebagai layar penangkis radiasi berbahaya bagi planet kita. Radiasi ini, yang secara konstan dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, mematikan mahluk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan raksasa dari energi yang disebut "solar flare" yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan merusak seluruh kehidupan di bumi.

Energi yang ditransmisikan dalam satu saja dari cahaya-cahaya ini dipastikan pada masa sekarang, terhitung sama dengan 100 miliar bom atom yang masing-masing satuannya menyerupai yang dijatuhkan ke Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, dapat diamati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi, temperatur tiba-tiba meningkat hingga 2500 derajat celcius.

Singkatnya, suatu sistem sempurna ada di atas bumi. Ia melingkupi bumi dan menjaganya dari serangan benda-benda luar angkasa. Para ilmuan baru sekarang mempelajarinya, sementara berabad-abad lampau kita telah dikabari melalui Alqur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung/pemelihara.

Simak juga ayat ke-11 surat At-Thoriq dalam Alqur'an yang mengacu pada fungsi langit. Demi langit yang mengandung hujan (Surat at-Tariq, 11). Kata ini diartikan sebagai "siklus" dalam terjemahan Alqur'an juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".

Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas beberapa lapisan. Penelitian menyatakan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan material-material atau cahaya/sinar yang mereka pancarkan ke ruang angkasa atau ke bumi. Sekarang marilah kita perhatikan sejumlah contoh "fungsi pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.

Troposphere, dengan jarak 13 - 15 km di atas bumi, memungkinkan uap air dari permukaan menjadi terkondensasi dan kembali ke bumi sebagai hujan. Lapisan ozon, dengan ketinggian 25 km, memantulkan radiasi-radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan kembali lagi ke angkasa. Ionosphere, memantulkan transmisi gelombang radio dari bumi ke berbagai bagian dunia seperti halnya sebuah satelit komunikasi pasif; dengan demikian memungkinkan komunikasi tanpa kabel, transmisi radio dan televisi pada jarak cukup jauh.

Fakta-fakta tersebut tersingkap secara ilmiah pada masa kini. Umat Islam telah mengetahuinya sejak berabad silam melalui Alqur'an. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Alqur'an adalah firman Allah.

Selasa, 11 Januari 2011

Menanti datangnya Ujian Nasional


Insyaallah tanggal 25 april 2011 mendatang akan dilaksanakan Ujian Nasional (UN) secara serentak di Sekolah/ Madrasah Tsanawiyah seluruh Indonesia, yang didahului oleh pelaksanaan Ujian Madrasah (UM).
Tentu semua sekolah/madrasah mengadakan persiapan agar siswa-siswanya dapat berhasil dalam ujian tersebut. Mulai pemberian pelajaran tambahan di luar jam sekolah sampai pelaksanaan try out.
Orang tua pun tak kalah sibuk. Anak-anaknya diikutkan bimbingan belajar, mendatangkan guru privat ke rumah, dan berbagai macam cara. Mereka rela mengeluarkan banyak uang demi kelulusan anak-anaknya.
Itu semua tindakan yang baik. Namun sayang, banyak sekolah maupun madrasah dan orangtua yang lebih melihat keberhasilan pendidikan hanya dari segi pencapaian angka rapor atau ijazah. Nilai-nilai agama, akhlak, dan moral kurang diperhatikan. Tak heran bila kita sering mendengar banyaknya angka kriminalitas yang dilakukan siswa, mulai dari narkoba, minuman keras, tawuran, penganiayaan, pergaulan bebas, sampai video porno.
Sungguh ironis. Padahal tujuan penting pendidikan di negara ini adalah menciptakan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, di samping cerdas dan cakap dalam ilmuj pengetahuan.
Alhamdulillah di MTs Negeri Tanjung Selor sedini mungkin telah memikirkan dan menjalankan program-program pendidikan yang cerdas dan kreatif dalam memecahkan permasalahan yang menglobal seperti disebutkan di atas.
Kecerdasan akademik atau intelektual bukanlah satu-satunya obyek penilaian dan perhatian guru untuk diasah dari siswanya, namun kecerdasan emosional dan spritual tidak luput diberikan tempat khusus untuk dibina dan dipelihara dilingkungan MTs Negeri Tanjung Selor.
Bersambung .......

Sabtu, 08 Januari 2011

Pendidikan sebagai Fondasi masyarakat yang beradab


Bagaimana kita menanamkan pendidikan sebagai fondasi untuk mewujudkan masyarakat yang berperadaban?

Pertama dan yang utama adalah usaha tak kenal lelah untuk menanamkan pentingnya "nilai" ilmu pengetahuan dan bahayanya kebodohan. Ada sebuah syair Arab sering disenandungkan:

Dalam kebodohan, adalah mati sebelum mati.
Jasad mereka menjadi kubur sebelum dikubur

Kedua, mendorong terciptanya cinta ilmu, gairah belajar, dan sungguh-sungguh. Termasuk di antaranya memotivasi masyarakat agar cinta prestasi, lulus dan sukses. Seperti para sahabat Nabi berjalan siang-malam selama berbulan-bulan hanya untuk mempelajari satu hadis saja. Bahkan Ibnu Abdil Barr menyebutkan, di antara para sahabat nabi ada yang rela bepergian ke luar negeri hanya untuk mengetahui satu huruf saja. Sekarang situasinya jauh berbeda, institusi pendidikan menjamur dan majelis taklim ada di mana-mana. Rasulullah saw pernah menyuruh Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa Suryaniah dan bahasa Ibrani. Zaid langsung mempelajari dua bahasa tersebut hanya dengan rentang waktu 17 hari.

Ketiga, mengefektifkan kembali peran kaum terpelajar untuk mengisi pembelajaran masyarakat. Ini penting untuk mensinergikan antara pendidik dan "pembudayaan" pendidikan di masyarakat.

Keempat, merehabilitasi pemahaman yang keliru tentang pendidikan kaum wanita. Sebagian masyarakat cenderung beranggapan bahwa wanita tak perlu sekolah tinggi-tinggi karena toh pada akhirnya suamilah yang yang akan menentukan masa depannya kelak. Sehingga berkembang stigma negatif bahwa wanita cukup berada di kasur, sumur dan dapur. Ini tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa setiap manusia berkewajiban memenuhi kebutuhan nalarnya dengan cara menuntut ilmu. Islam yang menjunjung tinggi keseimbangan logika, fitrah, hati secara khusus dan humanisme secara umum menetapkan wanita sebagai tiang negara. Sehingga mereka sangat dimuliakan dengan menempatkan wanita (an-nisaa') sebagai nama surat dalam Al-Qur'an.

Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim laki-laki dan Muslim perempuan." Diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa pada zaman Nabi kaum wanita meminta waktu khusus kepada Nabi untuk belajar. Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha (isteri baginda Nabi) sangat rajin membaca, menulis dan bahkan mengajari kaum wanita. Sampai-sampai Urwah bin Zubair, keponakan Aisyah ra, berkata, "Tidak ada yang lebih ahli di bidang fiqh, syair dan kedokteran daripada Aisyah."

Sayyidah Nafisah adalah contoh lain. Saking tekun dan cerdasnya, beliau dinamakan "Nafisah al-Ilmi" (permata ilmu). Kendati demikian ia tidak pernah menganggap remeh peran pendidikan bagi wanita, dan itu dibuktikannya dengan mendidik mereka dengan berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sayyidah Nafisah sadar bahwa wanita tidak akan pernah tahu aktifitas perannya terhadap anak, keluarga dan masyarakat apabila sang ibu buta huruf. Karena itu mereka wajib menuntut ilmu sebagaimana halnya laki-laki.

Kelima, penyadaran penuh terhadap urgensi pendidikan melalui media massa sehingga mendorong masyarakat "sadar baca" dan memotivasi para terpelajar untuk menciptakan gerakan pendidikan bagi mereka yang kurang mampu.

Dan yang terakhir, tentu saja peran serta pemerintah untuk mendukung dan memberikan subsidi pendidikan yang "manusiawi."

dikutip dari artikel eramuslim.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More